Pernikahan Penderita HIV AIDS dalam Tinjauan Maqashid Syariah

Pernikahan penderita HIV AIDS dapat menimbulkan bahaya karena bisa
menularkan penyakitnya kepada pasangan dan keturunannya. Di sisi lain mereka
masih mempunyai kebutuhan biologis yang perlu disalurkan. Kehidupan ODHA
dalam melawan penyakit juga membuat permasalahan baru pada kehidupan
pernikahannya kelak. Oleh karena itu, perlu diteliti apa saja permasalahan-
permasalahan yang terjadi pada pernikahan ODHA dan menganalisis pernikahan
ODHA dalam tinjauan maqashid syariah untuk mengetahui sejauh mana kebaikan
dapat terealisasi. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan
membaca dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan objek penelitian dari media cetak dan online. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode kualitatif
dan dipaparkan dalam paragraf deduktif. Hasilnya permasalahan pada pernikahan
ODHA yaitu masalah ekonomi, kesehatan fisik dan psikis, sosial, serta masalah
seksual dan keturunan yang rumit. Hukum pernikahan ODHA pada asalnya dilarang
karena termasuk ad-darar al-‘am atau bahaya umum yang dapat membahayakan
orang lain. Hal ini selaras dengan maqashid syariah sad az-zariah atau mencegah
kerusakan. Namun ketika seorang menerima ODHA dan dampak yang terjadi pada
pernikahannya dengan ODHA, pernikahan dibolehkan dengan syarat tetap bisa
menjaga maqashid syariah, yaitu menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga
keturunan, menjaga akal, dan menjaga harta. Sedangkan pada pernikahan ODHA
dengan ODHA lebih dianjurkan karena mudharatnya lebih kecil dan tidak menzalimi
orang lain.
Kata Kunci: Pernikahan, HIV AIDS, Maqashid Syariah