Pandangan Masyarakat Terhadap Perwakilan Wali Dalam Akad Nikah (Studi di Desa Toboino Halmahera Timur Maluku Utara)

Pernikahan merupakan sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam yang dilakukan
bagi kaum muslimin khususnya. Pelaksanaan pernikahan harus terpenuhi syarat dan
rukunnya. Salah satu rukun penting dalam pernikahan yakni wali. Naskah ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman masyarakat tentang
perwakilan wali dalam akad nikah. Dengan menggunakan metode penelitian
lapangan. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dalam
bentuk deskriptif. Maka ditemukan bahwa masyarakat Desa Toboino cenderung
lebih memilih untuk memberikan wewenang walinya kepada seorang penghulu.
Mereka tidak terbiasa menikahkan putrinya sendiri. Perbuatan wali tersebut
dianggap hal yang sah-sah saja. Masyarakat Desa Toboino tidak melihat bahwa
perbuatan yang dilakukan adalah suatu pelanggaran, tetapi sebagai solusi terbaik
bagi para wali yang tidak ada kemampuan untuk menikahkan putrinya. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, ketidakmampuan wali mengucapkan
lafal akad nikah. Kedua, kesadaran masyarakat mengartikan makna pernikahan
cenderung rendah. Ketiga, masyarakat Desa Toboino tidak memiliki minat yang
kuat untuk belajar agama, terutama terkait tentang pernikahan. Peristiwa
perwakilan wali dalam akad nikah di Desa Toboino secara normatif hukumnya
adalah boleh, sebab yang dilakukan sebagai bentuk tolong menolong dalam hal
kebaikan.
Kata Kunci: Akad Nikah, Masyarakat, Perwakilan Wali